Skip to main content

JOM BERCERITA ... HIKAYAT 1001 MALAM....


Ada Sesapa Yg tahu Hikayat nie.,.. leh lah syare ya...... 

Tentunya korang sudah sering mendengar kisah 1001 malam ini. Banyak sekali cerita-cerita yang lahir dari kisah 1001 malam, antara lain yang terkenal yaitu “Sinbad si Pelaut”, “Ali Baba” serta “Aladin dan Lampu Ajaibnya”. Namun hanya sedikit yang tahu dari mana kisah-kisah tersebut berasal..


Konon di suatu daerah di negeri Arab, berdiri 2 kerajaan yaitu Kerajaan kembar Sasan dan Samarkand al-Ajam, dimana Raja dari kedua kerajaan tersebut bersaudara. Kerajaan Sasan diperintah oleh Raja Shahryar, sedangkan Kerajaan Samarkand al-Ajam diperintah oleh Raja Shahzaman. Kedua Raja tersebut sangat dicintai oleh rakyatnya karena mereka adalah Raja yang bijaksana dan murah hati, serta keduanya memiliki istri yang sangat cantik.

Suatu hari Raja Shahryar pergi menemui saudaranya di Kerajaan Samarkand al-Ajam. Saat di tengah perjalanan ia teringat bahwa hadiah yang akan ia berikan untuk saudaranya tertinggal di atas tempat tidur di dalam kamarnya. Maka ia kembali ke istananya untuk mengambil hadiah tersebut. Namun saat memasuki kamar alangkah terkejutnya ia, karena mendapati istrinya sudah tidak memakai cadar lagi dan disampingnya duduk seorang pembantunya sambil memegang cadar tersebut dan tangan yang lainnya memegang tangan sang istri. 

Kemarahan dan sakit hati menguasainya sehingga ia membunuh keduanya dengan pedangnya. Kesedihan yang paling dalam melanda Raja muda Shahryar hingga mengubahnya dari Raja yang gagah berani dan penuh santun menjadi Raja yang dikuasai amarah dan ketakutan.

 Kesepian yang dirasakannya setiap malam membuatnya takut dan teringat akan istrinya, sehingga ia akhirnya memanggil Penasehat Kerajaan dan memerintahkan sang Penasehat untuk membawakan seorang gadis cantik untuk dinikahinya sekaligus mengundang tukang jagal ke pernikahan tersebut.

 Raja berkata : “Aku akan menikahi gadis itu pagi ini dan keesokan harinya aku akan memenggal lehernya sebelum ia berhenti mencintaiku.” Sang Penasehat terguncang hatinya mendengar perintah tersebut, namun ia tak bisa berbuat apa-apa. 

Sang Penguasa Sasan menikah setiap hari, hal ini berlangsung selama 3 tahun, seribu pengantin wanita, seribu eksekusi dan seribu wanita hilang. Sampai suatu hari sang Penasehat tidak bisa lagi menemukan wanita muda untuk dinikahi Raja, hal itu membuatnya sedih karena ia pasti akan dihukum mati oleh Sang Raja. 

Kesedihannya dilihat oleh putri tertuanya Shahrazad dan kemudian ia berkata kepada ayahnya bahwa ia bersedia dinikahi oleh sang Raja. Walaupun dengan berat hati akhirnya pagi itu Sang Penasehat menikahkan putrinya dengan Sang Raja. Keesokan harinya saat algojo datang untuk memenggal kepala Shahrazad, putri kedua Sang Penasehat, Dunyazad datang menemui Raja, ia meminta izin untuk mengucapkan selamat tinggal kepada saudarinya. 

Dunyazad berkata kepada Shahrazad : “Oh...kakakku tercinta, betapa kami semua akan merindukan engkau nanti, tak ada lagi suara nyanyianmu, permainan sulingmu, dan terutama tak ada lagi cerita-cerita indah yang dapat kami dengar setiap malam darimu, cerita-cerita yang dapat mengusir kekosongan dan kesepian kami di malam hari. Tak ada seorang pun di negeri Arab ini yang dapat bercerita seindah dirimu. Maukah kau bercerita kepadaku untuk yang terakhir kalinya?”. 

Sang Raja mendengar pembicaraan mereka dan ia teringat akan malam-malam di masa kecilnya, saat ibunya selalu menceritakan sebuah dongeng sebelum ia tidur. Kemudian Raja berkata : “Shahrazad, cerita apa yang akan kau ceritakan kepada adikmu malam ini?” 

Shahrazad menjawab bahwa ia akan menceritakan petualangan “Sinbad si Pelaut”, petualangan ditengah lautan melewati gunung air dimana banyak binatang buas dan pulau-pulau yang menakjubkan. 

Sang Raja merasa tertarik untuk mendengarnya namun ada acara istana yang harus dihadirinya, ia ingin mendengar cerita tersebut malam ini, sehingga ia meminta algojo untuk datang kembali esok hari. 

Pada malam hari Shahrazad mulai bercerita sehingga tak terasa waktu sudah berubah menjadi pagi hari, namun karena Sang Raja ingin sekali mendengar kelanjutan cerita tersebut, maka pagi itu ia menangguhkan kembali hukuman mati untuk istrinya dan menyuruh algojo untuk kembali keesokan harinya. 

Tak terasa hal ini berlangsung setiap malam sehingga pada malam keseribu setelah Shahrazad menikahi Raja Shahryar, Shahrazad tak punya cerita lagi yang bisa diceritakan kepada Raja maka ia pun menceritakan kisah tentang hidupnya sendiri saat itu.

 Raja tersadar mendengar cerita tersebut dan akhirnya hati Raja terbuka dan sejak itu ia mencintai Shahrazad. 

Kemudian Raja Shahryar meminta Penasehatnya untuk mengundang 100 ahli tulis yang bisa menulis dengan indahnya. Para ahli tulis itu diminta untuk menuliskan semua kisah yang telah diceritakan Shahrazad selama seribu satu malam pernikahannya dengan Shahrazad. Kemudian kumpulan kisah tersebut diberi judul : Seribu Satu Kisah Arabian



Fail:1001-nights.jpg Hikayat Seribu Satu Malam(bahasa Arab: كتاب ألف ليلة وليلة Kitāb 'Alf Laylaṯ wa-Laylaṯ, bahasa Parsi: هزار و یک شب Hazâr-o Yak Šab) ialah sebuah karya kesusasteraan Timur Tengah Zaman Pertengahan yang mengandungi hikayat-hikayat yang diceritakan oleh Scheherazad(bahasa Parsi: Shahrastini) kepada suaminya. Suaminya pun tidak jadi hendak menghukum bunuhnya dan biar dia hidup untuk satu lagi hari.
Karya "Seribu Satu Malam" terdiri daripada koleksi hikayat yang dipercaya berasal daripada hikayat-hikayat Parsi, Arab dan India. Cerita-cerita teras mungkin berasal dari India dan disusun dalam sebuah karya Parsi yang bertajuk Hazar Afsanah("Seribu Legenda"). Susunan Arab Alf Layla ("Seribu Malam") yang wujud pada kira-kira 850, mungkin merupakan terjemahan singkat untuk Hazar Afsanah. Sebilangan unsur-unsurnya boleh didapati dalam sajak Odyssey yang dikatakan ditulis olehHomer, seorang pemuisi Yunani.
Dalam kesusteraan Melayu, hikayat ini yang diterjemahkan atau disadur dari salah satu naskah Arab pada abad ke-14 M, juga dikenali sebagai Hikayat Alfu lailah wa-iailah yang dikelaskan sebagai cerita-cerita berbingkai.
Nama terkininya, Alf Layla wa-Layla (terjemahan harfiah: "Seribu Malam dan Satu Malam", iaitu "1001 Malam") mungkin muncul pada masa yang tidak diketahui pada Zaman Pertengahan, dan membayangkan gagasan nombor terhingga trans kerana 1000 mewakili infiniti konsepsi di kalangan ahli-ahli matematik Arab. Menurut legenda, sesiapa yang membaca seluruh koleksi ini akan menjadi gila. Ciri tersendirian Seribu Satu Malam telah direka pada beberapa abad, oleh banyak orang dan dalam karya berlainan, dan banyak telah menjadi termasyur dalam hak mereka tersendiri. Contoh-contoh terkenal termasuk AladdinAli Baba dan Empat Puluh Penyamun, danTujuh Pengembaraan Sinbad.

Sejarah

Semasa pemerintahan dinasti AbbasiyyahArab di bawah KhalifahHarun al-Rashid pada abad ke-8, Baghdadtelah menjadi sebuah bandar raya kosmopolitan yang utama. Terdapat ramai pedagang-pedagang dari Parsi (Iran),China, India, Afrika, dan Eropah di Baghdad. Adalah pada tempoh itu bahawa banyak cerita, yang asalnya merupakan budaya rakyat, dikumpul secara lisan dan kemudiannya disusun dalam sebuah buku yang tunggal.
Teras untuk hikayat-hikayat itu ialah sebuah buku Parsi Ssassanid Pahlavi yang bertajuk Hazâr Afsâna ('Seribu Mitos', dalam Parsi: هزارافسانه). Penyusun dan penterjemah untuk bahasa Arab dikatakan Abu abd-Allah Muhammed el-Gahshigar, seorang Arab yang hidup pada abad ke-9. Cerita rangka Shahrazad kelihatan ditambahkan pada abad ke-14. Susunan bahasa Arab moden yang sulung diterbitkan diKaherah pada tahun 1835, dan berdasarkan penulisan-penulisan Mesir.

                         Aladin & Lampu Ajaib


Dahulu kala, di kota Persia, seorang Ibu tinggal dengan anak laki-lakinya yang bernama Aladin. Suatu hari datanglah seorang laki-laki mendekati Aladin yang sedang bermain. Kemudian laki-laki itu mengakui Aladin sebagai keponakannya. Laki-laki itu mengajak Aladin pergi ke luar kota dengan seizin ibu Aladin untuk membantunya. Jalan yang ditempuh sangat jauh. Aladin mengeluh kecapaian kepada pamannya tetapi ia malah dibentak dan disuruh untuk mencari kayu bakar, kalau tidak mau Aladin akan dibunuhnya. Aladin akhirnya sadar bahwa laki-laki itu bukan pamannya melainkan seorang penyihir. Laki-laki penyihir itu kemudian menyalakan api dengan kayu bakar dan mulai mengucapkan mantera. "Kraak…" tiba-tiba tanah menjadi berlubang seperti gua.

Dalam lubang gua itu terdapat tangga sampai ke dasarnya. "Ayo turun! Ambilkan aku lampu antik di dasar gua itu", seru si penyihir. "Tidak, aku takut turun ke sana", jawab Aladin. Penyihir itu kemudian mengeluarkan sebuah cincin dan memberikannya kepada Aladin. "Ini adalah cincin ajaib, cincin ini akan melindungimu", kata si penyihir. Akhirnya Aladin menuruni tangga itu dengan perasaan takut. Setelah sampai di dasar ia menemukan pohon-pohon berbuah permata. Setelah buah permata dan lampu yang ada di situ dibawanya, ia segera menaiki tangga kembali. Tetapi, pintu lubang sudah tertutup sebagian. "Cepat berikan lampunya !", seru penyihir. "Tidak ! Lampu ini akan kuberikan setelah aku keluar", jawab Aladin. Setelah berdebat, si penyihir menjadi tidak sabar dan akhirnya "Brak!" pintu lubang ditutup oleh si penyihir lalu meninggalkan Aladin terkurung di dalam lubang bawah tanah. Aladin menjadi sedih, dan duduk termenung. "Aku lapar, Aku ingin bertemu ibu, Tuhan, tolonglah aku !", ucap Aladin.


Aladin merapatkan kedua tangannya dan mengusap jari-jarinya. Tiba-tiba, sekelilingnya menjadi merah dan asap membumbung. Bersamaan dengan itu muncul seorang raksasa. Aladin sangat ketakutan. "Maafkan saya, karena telah mengagetkan Tuan", saya adalah peri cincin kata raksasa itu. "Oh, kalau begitu bawalah aku pulang kerumah." "Baik Tuan, naiklah kepunggungku, kita akan segera pergi dari sini", ujar peri cincin. Dalam waktu singkat, Aladin sudah sampai di depan rumahnya. "Kalau tuan memerlukan saya panggillah dengan menggosok cincin Tuan."


Aladin menceritakan semua hal yang di alaminya kepada ibunya. "Mengapa penyihir itu menginginkan lampu kotor ini ya ?", kata Ibu sambil menggosok membersihkan lampu itu. "Syut !" Tiba-tiba asap membumbung dan muncul seorang raksasa peri lampu. "Sebutkanlah perintah Nyonya", kata si peri lampu. Aladin yang sudah pernah mengalami hal seperti ini memberi perintah,"kami lapar, tolong siapkan makanan untuk kami". Dalam waktu singkat peri Lampu membawa makanan yang lezat-lezat kemudian menyuguhkannya. "Jika ada yang diinginkan lagi, panggil saja saya dengan menggosok lampu itu", kata si peri lampu.

Demikian hari, bulan, tahunpun berganti, Aladin hidup bahagia dengan ibunya. Aladin sekarang sudah menjadi seorang pemuda. Suatu hari lewat seorang Putri Raja di depan rumahnya. Ia sangat terpesona dan merasa jatuh cinta kepada Putri Cantik itu. Aladin lalu menceritakan keinginannya kepada ibunya untuk memperistri putri raja. "Tenang Aladin, Ibu akan mengusahakannya". Ibu pergi ke istana raja dengan membawa permata-permata kepunyaan Aladin. "Baginda, ini adalah hadiah untuk Baginda dari anak laki-lakiku." Raja amat senang. "Wah..., anakmu pasti seorang pangeran yang tampan, besok aku akan datang ke Istana kalian dengan membawa serta putriku".

Setelah tiba di rumah Ibu segera menggosok lampu dan meminta peri lampu untuk membawakan sebuah istana. Aladin dan ibunya menunggu di atas bukit. Tak lama kemudian peri lampu datang dengan Istana megah di punggungnya. "Tuan, ini Istananya". Esok hari sang Raja dan putrinya datang berkunjung ke Istana Aladin yang sangat megah. "Maukah engkau menjadikan anakku sebagai istrimu ?", Tanya sang Raja. Aladin sangat gembira mendengarnya. Lalu mereka berdua melaksanakan pesta pernikahan.

Nun jauh disana, si penyihir ternyata melihat semua kejadian itu melalui bola kristalnya. Ia lalu pergi ke tempat Aladin dan pura-pura menjadi seorang penjual lampu di depan Istana Aladin. Ia berteriak-teriak, "tukarkan lampu lama anda dengan lampu baru !". Sang permaisuri yang melihat lampu ajaib Aladin yang usang segera keluar dan menukarkannya dengan lampu baru. Segera si penyihir menggosok lampu itu dan memerintahkan peri lampu memboyong istana beserta isinya dan istri Aladin ke rumahnya.

Ketika Aladin pulang dari berkeliling, ia sangat terkejut. Lalu memanggil peri cincin dan bertanya kepadanya apa yang telah terjadi. "Kalau begitu tolong kembalikan lagi semuanya kepadaku", seru Aladin. "Maaf Tuan, tenaga saya tidaklah sebesar peri lampu," ujar peri cincin. "Baik kalau begitu aku yang akan mengambilnya. Tolong Antarkan kau kesana", seru Aladin. Sesampainya di Istana, Aladin menyelinap masuk mencari kamar tempat sang Putri dikurung. "Penyihir itu sedang tidur karena kebanyakan minum bir", ujar sang Putri. "Baik, jangan kuatir aku akan mengambil kembali lampu ajaib itu, kita nanti akan menang", jawab Aladin.
Aladin mengendap mendekati penyihir yang sedang tidur. Ternyata lampu ajaib menyembul dari kantungnya. Aladin kemudian mengambilnya dan segera menggosoknya. "Singkirkan penjahat ini", seru Aladin kepada peri lampu. Penyihir terbangun, lalu menyerang Aladin. Tetapi peri lampu langsung membanting penyihir itu hingga tewas. "Terima kasih peri lampu, bawalah kami dan Istana ini kembali ke Persia". Sesampainya di Persia Aladin hidup bahagia. Ia mempergunakan sihir dari peri lampu untuk membantu orang-orang miskin dan kesusahan.




                               ALIbABA dan 40 Penyamun

 Dahulu kala , dikota Persia, hidup 2 Orang bersaudara yang bernamaKasim dan AlibabaAlibaba adalah adik Kasim yang hidupnya miskin dan tinggal didaerah pegunungan. Ia mengandalkan hidupnya dari  penjualan kayu bakar yang dikumpulkannya. Berbeda dengan abangnya, Kasim, seorang yang kaya raya tetapi serakah dan tidak pernah mau memikirkan kehidupan adiknya.

Suatu hari, ketika Alibaba pulang darimengumpulkan kayu bakar, ia melihat segerombol penyamun yang berkuda. Alibaba segera bersembunyi karena takut jika ia terlihat, ia akan dibunuh. 
Dari tempat persembunyiannya, Alibaba memperhatikan para penyamun yang sedang sibuk menurunkan harta rampokannya dari kuda mereka. 

Kepala penyamun tiba-tiba berteriak, “Alakazam ! Buka…..”. Pintu gua yang ada di depan mereka terbuka perlahan-lahan. Setelah itu mereka segera memasukkan seluruh harta rampokan mereka. 

“Alakazam ! tutup… ” teriak kepala penyamun, pintu gua pun tertutup. Setelah para penyamun pergi, Alibaba memberanikan diri keluar dari tempat sembunyinya. Ia mendekati pintu gua tersebut dan meniru teriakan kepala penyamun tadi.

 “Alakazam! Buka…..” pintu gua yang terbuat dari batu itu terbuka. “Wah… Hebat!” teriak Alibaba sambil terpana sebentar karena melihat harta yang bertumpuk-tumpuk seperti gunung. “Gunungan harta ini akan Aku ambil sedikit, semoga aku tak miskin lagi, dan aku akan membantu tetanggaku yang kesusahan”. 

Setelah mengarungkan harta dan emas tersebut, Alibaba segera pulang setelah sebelumnya menutup pintu gua. Istri Alibaba sangat terkejut melihat barang yang dibawa Alibaba. Alibaba kemudian bercerita pada istrinya apa yang baru saja dialaminya. “Uang ini sangat banyak… bagaimana jika kita bagikan kepada orang-orang yang kesusahan..” ujar istri Alibaba. 

Karena terlalu banyak, uang emas tersebut tidak dapat dihitung Alibabadan istrinya. Akhirnya mereka sepakat untuk meminjam kendi sebagai timbangan uang emas kepada saudaranya, Kasim. 

Istri Alibaba segera pergi meminjam kendi kepada istri Kasim. Istri Kasim, seorang yang pencuriga, sehingga ketika ia memberikan kendinya, ia mengoleskan minyak yang sangat lengket di dasar kendi.

Keesokannnya, setelah kendi dikembalikan, ternyata di dasar kendi ada sesuatu yang berkilau. Istri Kasim segera memanggil suaminya dan memberitahu suaminya bahwa di dasar kendi ada uang emas yang melekat. Kasim segera pergi ke rumah Alibaba untuk menanyakan hal tersebut. Setelah semuanya diceritakan Alibaba, Kasim segera kembali kerumahnya untuk mempersiapkan kuda-kudanya. 

Ia pergi ke gua harta dengan membawa 20 ekor keledai. Setibanya di depan gua, ia berteriak “Alakazam ! Buka…”, pintu batu gua bergerak terbuka. Kasim segera masuk dan langsung mengarungkan emas dan harta yang ada didalam gua sebanyak-banyaknya. Ketika ia hendak keluar, Kasim lupa mantra  untuk membuka pintu, ia berteriak apa saja dan mulai ketakutan. 

Tiba-tiba pintu gua bergerak, Kasim merasa lega. Tapi ketika ia mau keluar, para penyamun sudah berada di luar, mereka sama-sama terkejut. “Hei maling! Tangkap dia, bunuh!” teriak kepala penyamun. “Tolong… saya jangan dibunuh”, mohon Kasim. Para penyamun yang kejam tidak memberi ampun kepada Kasim. 

Ia segera dibunuh. Istri Kasim yang menunggu dirumah mulai kuatir karena sudah seharian Kasim tidak kunjung pulang. Akhirnya ia meminta bantuan Alibaba untuk menyusul saudaranya tersebut. Alibaba segera pergi ke gua harta. Disana ia sangat terkejut karena mendapati tubuh kakaknya sudah terpotong. 

Setibanya dirumah, istri Kasim menangis sejadi-jadinya. Untuk membantu kakak iparnya itu Alibaba memberikan sekantung uang emas kepadanya. Istri Kasim segera berhenti menangis dan tersenyum, ia sudah lupa akan nasib suaminya yang malang. Alibaba membawa tubuh Kasim ke tukang sepatu untuk menjahitnya kembali seperti semula. Setelah selesai, Alibaba memberikan upah beberapa uang emas.
Dilain tempat, di gua harta, para penyamun terkejut, karena mayat Kasim sudah tidak ada lagi. “Tak salah lagi, pasti ada orang lain yang tahu  tentang rahasia gua ini, mari kita cari dan bunuh dia!” kata sang kepala penyamun. Merekapun mulai berkeliling pelosok kota. 

Ketika bertemu dengan seorang tukang sepatu, mereka bertanya,”Apakah akhir-akhir ini ada orang yang kaya mendadak ?”. “Akulah orang itu, karena setelah menjahit mayat yang terpotong, aku menjadi orang kaya”. “Apa! Mayat! Siapa yang memintamu melakukan itu?” Tanya mereka. “Tolong antarkan kami padanya!”. Setelah menerima uangdari penyamun, tukang sepatu mengantar mereka ke rumah Alibaba. 

Si penyamun segera memberi tanda silang dipintu rumah Alibaba. “Aku akan melaporkan pada ketua, dan nanti malam kami akan datang untuk membunuhnya,” kata si penyamun. Tetangga Alibaba, Morijana yang baru pulang berbelanja melihat dan mendengar percakapan para penyamun.


Malam harinya, Alibaba didatangi seorang penyamun yang menyamar menjadi seorang pedagang minyak yang kemalaman dan memohon untuk menginap sehari dirumahnya. Alibaba yang baik hati mempersilakan tamunya masuk dan memperlakukannya dengan baik. Ia tidak mengenali wajah si kepala penyamun. Morijana, tetangga Alibaba yang sedang berada diluar rumah, melihat dan mengenali wajah penyamun tersebut. Ia berpikir keras bagaimana cara untuk memberitahu Alibaba. Akhirnya ia mempunyai ide, dengan menyamar sebagai seorang penari. Ia pergi kerumah Alibaba untuk menari. 

Ketika Alibaba, istri dan tamunya sedang menonton tarian, Morijana dengan cepat melemparkan pedang kecil yang sengaja diselipkannya dibajunya ke dada tamu Alibaba.

Alibaba dan istrinya sangat terkejut, sebelum Alibaba bertanya, Morijana membuka samarannya dan segera menceritakan semua yang telah dilihat dan didengarnya. “Morijana, engkau telah menyelamatkan nyawa kami, terima kasih”. 

Setelah semuanya berlalu, Alibaba membahagikan wang peninggalan para penyamun kepada orang-orang miskin dan yang sangat memerlukannya.

Comments

  1. Hikayat 1001 Malam = 4 Jilid
    Penerjemah : Fuad Syaifudin Nur
    Penyunting : Anis Maftuhin
    Tata Letak : Ade Damayanti
    Desain Sampul : Tim Qisthi Prss
    ISBN: 978-979-1303-11-8
    Ukuran: 15,5 x 24 cm
    Jenis Buku: Hard Cover
    Jenis Kertas: HVS
    Kategori: Kisah Islami
    Harga : Rp. 625.000,-
    Harga Promo : Rp.425.000,-
    Free Ongkir utk DKI Jakarta, Luar DKI sesuai tarif ekpedisi.
    Hub. Sapto Senoaji Hp.0818051579 Pin BB :270B3B47

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Detective Conan Movie - The Last Wizard Of The Century [MaLay DUB] - Part 1

Detective Conan Movie - The Last Wizard Of The Century [MaLay DUB] - Part 3